Makalah Mengenal Benda Peninggalan Bersejarah Museum Lampung “Ruwa Jurai”
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Museum
adalah tempat menyimpan merawat benda bersejarah atau hewan yang sudah mati dan
di awetkan. Museum merupakan tempat wista yang biasa banyak dikunjungi anak
sekolah, turis, dll.
Museum
banyak menyimpan benda – benda bersejarah yang terdapat pengertian dan manfaat
benda – benda tersebut. Museum juga terdapat bermacam – macam jenis serta
bentuknya.
1.2
TUJUAN
DAN KEGUNAAN
Tujuan
dan kegunaan membuat karya tulis dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai
syarat memenuhi kurikulum
2. Menambah
wawasan dan ilmu tentang sejarah.
3. Mengetahui
sejarah dan peninggalan – peninggalan sejarah di museum Lampung
1.3
METODE
PENELITIAN
Dalam
penyusunan karya tulis menggunakan metode yaitu :
1. Metode
observasi adalah suatu metode yang mengadakan pengamatan secara langsung.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
SEJARAH
SINGKAT MUSEUM LAMPUNG
Pembangunan museum
Lampung telah dimulai tahun 1975 dan peletakkan batu pertama dilaksanakan tahun
1978. Akan tetapi, peresmiannya baru di laksanakan pada 24 September 1988 dan
diresmikan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan kala itu, Prof. Dr. Fuad
Hasan. Peresmian tersebut bertepatan dengan Peringatan Hari Aksara
Internasional yang dipusatkan di PKDR Way Halim.
Ruwa Jurai yang
diabdikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan Sai Bumi Ruwa Jurai
dalam logo resmi Provinsi Lampung diresmikan penggunaanya sejak 1 April 1990.
Memasuki era otonomi daerah, museum ini beralih status menjadi UPTD dibawah
dinas pendidikan Provinsi Lampung
Museum ini merupakan
museum pertama dan terbesar di provinsi lampung dan merupakan kebanggan
masyarakat Provinsi Lampung.
2.2
LOKASI
MUSEUM LAMPUNG
Museum
Negeri lampung atau Museum Lampung, adalah sebuah Museum yang terletak di kota
Bandar Lampung, Provinsi Lampung Indonesia. Beralamat di jalan ZA Pagar Alam
No. 64 Bandar Lampung.
Letak
Museum ini cukup strategis sebab tak jauh dari Pusat Kota Bandar Lampung yakni
hanya 15 menit perjalanan.
2.3
TUGAS
POKOK DAN FUNGSI MUSEUM
-
Tugas Pokok :
Tugas
Pokok UPTD Museum Lampung mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan,
penelitian dan penerbitan hasilnya, serta memberikan bimbingan edukatif,
cultural tentang benda bernilai budaya dan ilmiah.
-
Fungsi Museum :
-
Tempat menyimpan benda –
benda bersejarah dan peninggalan – peninggalan bersejarah lainnya.
-
Melakukan urusan
perpustakaan dan dokumentasi ilmiah
-
Memperkenalkan dan
menyebarluaskan hasil penelitian ilmiah
-
Melaklukan bimbingan
edukatif kultural tentang benda yang bernilai yang bernilai budaya dan ilmiah
-
Melakukan urusan
ketatausahaan
2.4 KOLEKSI MUSEUM
PRASASTI
1. Prasasti
Palas Pasemah
Prasasti Palas Pasemah, Prasasti pada
batu, ditemukan di Palas Pasemah, di tepi way (Sungai) pisang, Lampung. Ditulis
dengan aksara pallawa dan bahasa melayu kuno. Sebanyak 13 baris meskipun tidak
berangka tahun, namun dari bentuk dari bentuk aksaranya di perkirakan prasasti
itu berasal dari akhir abad ke-7 masehi.
2. Prasasti
Bungkuk (akhir abad ke 7)
Ditemukan pada tahun 1985, di Desa
Bungkuk, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur. Prasasti ini seluruhnya
terdiri dari 12 dan 13 baris tulisan berhuruf Pallawa dan Melayu kuno.
Keadaannya sudah sangat aus dan rusak, beberapa baris pertama dan terakhir
tidak dapat dibaca sama sekali. Dari baris – baris yang dapat dibaca isinya
berupa kutukan yang sama dengan yang terdapat pada Prasasti Palas Pasemah.
Prasasti Karang Brahi dan Prasasti Kota Kapur merupakan Prasasti Sriwijaya dari
akhir abad ke-7
3. Prasasti
Batu Bedil (akhir abad ke 9 atau 10)
Prasasti ini di temukan di Desa Batu Bedil
Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus. Prasasti di pahatkan pada sebuah
batu berukuran tinggi 175 cm, lebar 60 cm dan tebal 45 cm, sebanyak 10 baris
dengan huruf jawa kuno akhir abad ke 9 atau awal abad ke 10, berbahasa
sansekerta. Prasasti di tulis dengan huruf berukuran cukup besar (tinggi huruf
sekitar 5 cm), Namun karena batunya sangat usang, terutama di bagian tengah
maka tidak seluruhnya dapat dibaca. Dari beberapa baris yang dapat diketahui
isinya merupakan semacam doa – doa yang bersifat Budhis.
4. Prasasti
Tanjung Raya 1 (sekitar abad ke 10)
Batu tertulis berbentuk lonjong berukuran
panjang 237 cm, lebar di bagian tengah 180 cm dan tebal 45 cm. Prasasti di
tuliskan pada bagian permukaan batu yang keadaanya sudah aus dan rusak, terdiri
dari 8 baris dan sulitn di baca namun masih dapat di kenal sebagai huruf jawa
kuno dari abad ke 10. Pada bagian atas terdapat sebuah gambar berupa sebuah
bejana dengan tepian yang melengkung keluar sehelai daun. Mengingat sulitnya
pembacaan prasasti ini maka isinya belum diketahui.
2.5
STRUKTUR
ORGANISASI MUSEUM LAMPUNG
1. Kepala
Museum
Mempunyai tugas memimpin, mengendalikan
dan mengkoordinasikan sebagai tugas pokok UPTD Museum Negeri Sesuai
kebijaksanaan yang di tetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung
Serta Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.
Semenjak peresmiannya, Museum Negeri
Provinsi Lampung “Ruwa Jurai”
Dipimpin oleh Kepala Museum, Sebagai
Berikut:
-
Akhmad Hidjazi, BBA tahun
1988-1990.
-
Mentosir, BBA tahun
1990-1995
-
Muhammad Asswans, SH
tahun 1995-1998
-
Drs Bun Yana Barmawi
tahun 1998 sampai dengan sekarang
2. Sub
Bagian Tata Usaha
Kegiatan ketatausahaan merupakan salah
satu faktor penunjang keberhasilan suatu lembaga khusunya museum, Karena bidang
tugas yang diemban sangat erat kaitannya dengan administrasi perkantoran dan
perpustakaan yang menjadi kebutuhan museum
1. Administrasi
Perkantoran
Bidang tata usaha yang meliputi
administrasi perkantoran adalah:
§ Penyelenggaraan
urusan rumah tangga, kepegawaian keuangan, registrasi koleksi, humas dan data
§ Urusan
persuratan, perlengkapan, serta sarana dan prasarana penunjang program museum
2. Perpustakaan
Perpustakaan Museum mengumpulkan berbagai
ragam buku terutama mengenai kebudayaan, museum, koleksi museum, kepurbakalaan
dan pariwisata. Perpustakaan museum terbuka bagi umum yang ingin mengetahui
lebih mendalam tentang koleksi museum yang di pamerkan. Peneliti, Siswa dan
guru dapat memanfaatkan koleksi buku sebagai bahan referensi dan memperkaya
proses belajar mengajar.
3. Seksi
Teknis
Seksi teknis Museum Lampung menangani
pengelolaan koleksi dan konservasi yang meliputi:
1. Pengadaan
koleksi, yaitu suatu kegiatan pengumpulan benda – benda realia atau pembuatan
replika dari wilayah Nusantara, untuk dijadikan koleksi museum dan berguna
sebagai bahan pembuktian sejarah alam dan budaya manusia. Dalam pengadaan
koleksi museum melakukannya melalui beberapa cara, yaitu:
§ Imbai
Jasa atau Pembelian :
§ Sumbangan
atau hibah ;
§ Ekstavasi
;
§ Sitaan;
§ Pertukaran
dengan museum lain;
§ Replika;
Staf
museum yang melaksanakan pengelolaan koleksi di sebut kurator. Koleksi yang
telah terkumpul selanjutnya disebut Benda Cagar Budaya.
2. Dokumentasi
Koleksi, yaitu usaha pengumpulan keterangan tertulis, rekaman suara, rekaman
visual (Foto, Slide, Film) mengenai koleksi dan latar belakang sejarah sosial
budaya masyarakat etnis secara singkat.
3. Survei
Pengadaan Koleksi, yaitu suatu metode penelitian menggunakan pendekatan
meseologi dan perundang – undangan untuk mendapatkan semua bahan mengenai semua
aspek kebudayaan terutama pada wilayah yang mempunyai kebudayaan material
tradisional yang sudah terdesak atau punah.
4. Penelitian
Koleksi, yaitu suatu kegiatan pengumpulan data di lapangan mengenai suatu jenis
koleksi.
5. Penyusunan
Naskah Buku Penelitian, Yaitu suatu usaha pengadaan naskah buku penerbitan
mengenai penelitian jenis koleksi museum yang menguraikan latar belakang
sejarah dan fungsi sosial budayanya.
6. Konservasi
Koleksi, yaitu proses kegiatan untuk mengawetkan benda – benda koleksi. Tujuan
konservasi adalah untuk merawat, menyelamatkan, memperbaiki dan melindungi
koleksi dari kerusakan baik oleh alam maupun manusia. Kerusakan koleksi pada
umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Kelembaban udara, Cahaya, Suhu dan
Temperatur, kerusakan oleh serangga, kerusakan oleh manusia dan Bencana Alam.
4. Seksi
Pelayanan
Seksi pelayanan bertugas memberikan pelayanan
informasi kepada pengunjung secara edukatif kultural, penyajian rekreatif tata
pameran museum serta publikasi museum.
1. Bimbingan
edukatif kultural merupakan suatu
kegiatan memperkenalkan museum dan koleksinya kepada pengunjung dengan sistem
dan metode yang bersifat edukatif. Kegiatan ini dapat berjalan apabila koleksi
sudah tersaji dalam sebuah pameran. Kegiatan ini tidak terlepas dari fungsi
museum sebagai sarana pendidikan dan rekreasi kegiatan bimbingan edukatif di
museum meliputi:
-
Bimbingan Paduan
Keliling;
-
Pemutaran Slide Program
dan film;
-
Bimbingan karya tulis;
-
Pembuatan LKS (Lembar
Kerja Siswa);
-
Diskusi atau tanya jawab
koleksi yang di pamerkan
2. Publikasi
Museum, adalah upaya pengenalan museum melalui berbagai kegiatan selain dari
bimbingan edukatif kultural yang dilaksanakan dengan tujuan agar informasi
tentang museum dan koleksinya diketahui masyarakat lebih luas untuk itu pihak
museum senantiasa “menjemput” pengunjung melalui:
-
Lomba;
-
Seminar, diskusi,
ceramah, dan sarasehan permuseuman;
-
Pertunjukan kesenian;
-
Penerbitan buku panduan,
brosur, bookleat, lefleat museum dll.
-
Pemberitaan pada media
cetak
-
Penyiaran melalui media
elektronik
-
Pemasangan iklan layanan
masyarakat
-
Kerjasama dengan instansi
lain baik swasta maupun pemerintah.
3. Preparasi,
yaitu penataan atau penyajian koleksi dalam bentuk pameran. Menyajikan koleksi
pada sebuah pameran memerlukan pengetahuan tentang penataan pameran. Penyajian
materi pameran tidak diartikan sebagai kumpulan benda yang dijajarkan begitu
saja tanpa menghiraukan kaidah – kaidah ilmiah serta keindahannya. Agar koleksi
tampil baik, indah, menarik dan mudah di pahami. Penataan pameran harus
memenuhi unsur komunikatif, informatif serta edukatif. Ketiga unsur tersebut
harus terjalin menjadi satu kesatuan yang utuh harmonis dan seimbang. Karena
itu memerlukan beberapa metode pameran seperti:
·
Metode evokatif, yaitu
suatu bentuk penataan pameran yang di usahakan mendekati keadaan aslinya. Misal
lingkungan alam dan fauna Lampung, Pelaminan Lampung Papadun dan Saibatin
·
Metode romantika, yaitu
penataan pameran yang lebih menekankan unsur keindahan
·
Metode intelektualita
atau tematik, yaitu penataan yang lebih di utamakan pada nilai infromasi yang
terkandung pada setiap koleksi.
5. Kelompok
Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional yang ada di
museum adalah pamong budaya. Tugas pamong budaya meliputi merencanakan dan
melaksanakan pekerjaan yang bersifat teknis yang didasarkan pada kaidah
museologi.
2.6 SARANA DAN PRASARANA
MUSEUM LAMPUNG
Dalam
pengelolaan dan perawatan koleksi, publikasi serta bimbingan edukatif kultural
museum Lampung di lengkapi dengan:
1. Gedung
Pameran Tetap;
2. Kantor
Administrasi, Perpustakaan, dan ruang rapat;
3. Laboratorium
konservasi;
4. Bengkel
Koleksi;
5. Gedung
Pameran Khusus (temporer);
6. Auditorium;
7. Storage
(gudang koleksi);
8. Ruang
Fumigasi;
Museum
Lampung juga dilengkapi dengan: Pos Jaga Satpam, Toilet, Tempat Parkir yang
luas, dan Mushola.
2.7 JENIS – JENIS KOLEKSI
Koleksi
Museum Lampung sampai dengan akhir tahun anggaran 2005 berjumlah 4425 buah,
yang terdiri dari 10 jenis, yaitu:
1. Geologika,
yaitu koleksi yang terdiri dari benda – benda bukti sejarah alam dan lingkungan
serta berkaitan dengan disiplin ilmu geologi.
2. Biologika,
yaitu koleksi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan serta berkaitan dengan
disiplin ilmu biologi.
3. Etnografika,
yaitu benda – benda hasil karya manusia yang cara pembuatan dan pemakaiannya
merupakan identitas atau mempunyai ciri khas suku bangsa setempat.
4. Arkeologika,
yaitu benda – benda yang merupakan bukti peninggalan masa prasejarah,
Hindu-Budha dan masuknya Islam
5. Historika,
yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah yang pernah digunakan untuk hal – hal
yang berhubungan dengan perlawanan kepada penjajah.
6. Numismatika
dan Heraldika. Koleksi numismatika berupa mata uang atau alat tukar yang sah
(token) yang pernah beredar di masyarakat, terdiri dari mata uang Indonesia dan
mata uang asing. Sedangkan Heraldika adalah kumpulan tanda jasa dan peralatan
pemerintahan.
7. Fisiologika,
yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis dengan tangan diatas kulit
kayu, bambu, daun lontar dan sebagainya.
8. Keramologika,
yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau porselen yang di
bakar dengan suhu tertentu. Koleksi keramaologika terdiri dari keramik asing
yang di temukan di daerah Lampung dan gerabah lokal yang dibuat oleh masyarakat
Lampung.
9. Seni
Rupa, yaitu benda hasil daya cipta, karsa dan rasa menusia yang diungkapkan
secara konkrit dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang memiliki keragaman dalam
tema idea konseptual dan media teknik.
10. Teknologika,
yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional, umumnya berupa
peralatan untuk memenenuhi kebutuhan hidup.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Sudah banyak
uraian yang kami tulis yang bersangkutan dengan museum. Disini kami kelompok
III mempunyai kesimpulan bahwa sangat banyak peninggalan – peninggalan sejarah
bukan hanya prasasti tapi terdapat juga batu – batu pada zaman dahulu, Pedang
dan kris pada zaman dahulu, pakaian adat, dan masih banyak lagi yang terdapat
di museum Lampung ini.
3.2 SARAN
Dari
kesimpulan diatas kelompok III memberikan saran peninggalan – peninggalan
sejarah pada zaman dahulu sangatlah penting sehingga peninggalan itupun di
tempatkan di museum. Di museum itu pula peninggalan sejarah itu dijaga,
dirawat, dan dikembangkan.
Begitu
juga dengan kita, kita juga harus merawat, menjaga, dan mengembangkan
peninggalan – peninggalan sejarah.
SUMBER
BUKU PANDUAN UPTD MUSEUM PROVINSI LAMPUNG “RUWA JURAI”
Posting Komentar untuk "Makalah Mengenal Benda Peninggalan Bersejarah Museum Lampung “Ruwa Jurai”"
Posting Komentar