Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CONTOH MAKALAH KIMIA REAKSI REDOKS


Masih bersih-bersih data di google drive, nemu file lagi yang dibuang sayang. Masih sisaan proyek pembuatan makalah jaman dulu yang sekarang sudah tidak terpakai. Saya post disini lagi saja untuk nambah jumlah postingan.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1             LATAR BELAKANG

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari suatu atom, ion, atau molekul ke atom, ion,atau molekul lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda ,  yaitu oksidasi  (kehilangan elektron)  dan   reduksi   (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi.
Oksidasi          :           a. Melepas Elektron
                                    b. Mengikat Oksigen
                                    c. Penaikan Bilangan Oksidasi
Reduksi           :           a. Mengikat Elektron
                                    b. Melepas Oksigen
                                    c. Penurunan Bilangan Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, pengikatan oksigen dan  mengalami  penaikan bilangan oksidasi.
Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron, pelepasan oksigen dan  mengalami penurunan bilangan oksidasi.
Baik   oksidasi  maupun  reduksi   tidak   dapat  terjadi  sendiri , harus  keduanya . Ketika electron   tersebut   hilang ,  sesuatu    harus  mendapatkannya .  Sebagai   contoh , reaksi  terjadi  antara logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan  dalam  persamaan  reaksi berikut :

Zn(s) + CuSO4(aq) ——>  ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s) + Cu2+ (aq) ——>  Zn2+ (aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih)

Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi:

Zn(s) ——>   Zn2+(aq) + 2e-
Cu2+(aq) + 2e- ——>  Cu(s)


1.2 TUJUAN

  Untuk mengetahui pengertian dari proses reduksi oksidasi.
  Untuk mengetahui proses reaksi redoks dalam dunia fotografi.
  Untuk mengetahui reaksi yang terbentuk dalam proses pencetakan film hitam-putih. 



1.3 RUMUSAN MASALAH


  Apakah yang dimaksud dengan proses reduksi oksidasi?
  Bagaimanakah proses reaksi redoks dalam dunia fotografi?
  Apakah dengan pengetahuan kimia kita dapat memperindah proses pencetakan hitam-putih?
BAB II
KAJIAN TEORI


2.1 PENGERTIAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI


Reduksi Oksidasi (Redoks) adalah suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi serah terima oksigen yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Contoh: 4Fe(s) + 3O2(g)             2Fe2O3(s)

              Cl2 + 2e-             2Cl-

              Fe2O3
              
              Biloks O = -2
              2 (biloks Fe) + 3 (biloks O) = 0
              2 (biloks Fe) + 3 (-2) = 0
              Biloks Fe = 

2.2 PERANAN REAKSI REDOKS DALAM DUNIA FOTOGRAFI

Film hitam putih maupun kertas foto mengandung partikel-partikel perak bromida,   AgBr yang tersebar pada lapisan tipis film/kertas foto. Apabila film / kertas  foto   terkena     cahaya, akan terjadi reaksi :
AgBr → AgBr*
Tanda *  menyatakan  AgBr   tereksitasi  oleh  cahaya. Apabila film yang telah        digunakan dan terkena cahaya tersebut dicuci dalam larutan pengembang (developer),                   akan terjadi reaksi :

2AgBr*(s) + C6H6O2(aq) → 2Ag(s) + 2HBr (aq) + C6H4O2 (aq)

Cairan pengembang C6H6O2 atau disebut hidrokuinon, dalam hal ini bertindak sebagai zat pereduksi. Jadi dalam reaksi itu terjadi proses reaksi redoks.

Oksidasi :        C6H6O2(aq) → C6H4O2 (aq) + 2H+(aq) + 2e-
Reduksi  :        2Ag+ + 2e- → 2Ag (s)

Di  samping  hidrokuinon , dalam  larutan  pengembang  perlu  ditambahkan   metol     (N-metil-p-aminofenol sulfat). Metol berfungsi sebagai zat superaditif, yang efeknya  tidak  dapat digantikan dengan memberikan jumlah yang berlebih pada  hidrokuinon  yang  sudah    ada. Metol ini bertindak sebagai zat pereduksi juga.  Aktivitas   hidrokuinon  dapat   dipacu    dengan menambahkan   sedikit   phenidone   (1-phenyl-3-pyrazolidinone). Karena larutan pengembang/ developer   ini   bekerja  efektif  pada  lingkungan   basa,  maka   kita   perlu  mencampurkan larutan potasium karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh lingkungan basa dengan pH 9,5 - 10,5; larutan sodium sulfit, sebagai pengawet dan potasium bromida sebagai restainer.

2.3 PROSES PENCETAKATAN FILM HITAM-PUTIH


Proses penetralan

Setelah film dicelupkan pada larutan pengembang, maka tahap berikutnya adalah tahap penghentian reaksi sekaligus menetralkan sifat basa yang berasal dari larutan pengembang. Caranya dengan mencelupkan kertas/film pada larutan asam asetat yang telah diberi larutan sodium sulfat untuk mencegah adanya efek swelling. pH larutan dijaga pada kondisi 4 - 5,5. 


Proses fiksasi

Proses fiksasi ini menggunakan cairan yang disebut fixer (sodium tiosulfat), bertujuan melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi perak (kalau tidak dihilangkan, jika kertas 

foto terkena cahaya, akan timbul bayangan hitam tambahan. Pada proses ini terjadi reaksi :
AgBr + 3 Na2S2O3 → Ag(S2O3)35- + 6Na+ + Br-

Proses pembilasan

         Tahap akhir setelah fixing adalah pembilasan dengan guyuran air mengalir supaya terbentuk bayangan yang permanen. Proses pembilasan ini bertujuan membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion tiosulfat masih tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi dengan perak yang sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto akan menjadi kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida. Jadi pembilasan dengan air yang mengalir itu sangat perlu supaya kualitas foto/gambar menjadi prima.
S2O3 2- + 2 Ag → SO3 2- + Ag2S
Tentu saja masih banyak keterampilan yang menunjang agar proses cuci cetak film hitam putih menjadi lebih indah, apalagi bila ditunjang dengan pengetahuan kimia untuk meramu zat pengembang/developer yang cocok dan mengontrol proses-proses yang terjadi.

BAB III
CARA KERJA

3.1. ALIR/CARA KERJA

      A. Tahapan Pembentukan Gambar/Foto

            Pada proses cuci dan cetak film hitam putih, ternyata ada reaksi kimia, yakni reaksi oksidasi dan reduksi. Film hitam putih maupun kertas foto mengandung partikel-partikel perak bromida, AgBr yang tersebar pada lapisan tipis film/kertas foto.
            Pada teknik fotografi konvensional atau hitam putih, digunakan sebuah film yang digunakan untuk menghasilkan foto. Film foto merupakan emulsi perak bromide (AgBr) dalam gelatin dengan tahapan-tahapan pembentukan gambar/foto seperti berikut:
a.       Proses pengambilan gambar, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah proses pemotretan menggunakan kamera.
b.      Film foto dikenakan cahaya. Dengan cara, film dipasang di bawah enlarger, lalu cahaya 100 watt dinyalakan. Akan tampak bayangan film itu di atas kertas.
Apabila film/kertas foto terkena cahaya, maka akan terjadi reaksi :
AgBr → AgBr*
-          Tanda (*) menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya.
Kalau bayangan itu sudah tepat, maka lampu yang digunakan untuk mengeksitasi AgBr, kertas diganti dengan kertas cetak foto dan dinyalakan kembali lampu selama sekian detik.
c.       Film foto yang sudah terkena cahaya, kemudian diletakkan dalam larutan pengembang (misal metol, amidol atau hidrokuinon {C6H4(OH)2}) kemudian ganti celupkan ke dalam larutan stop batch untuk menghentikan reaksi hingga menghasilkan butir perak bromida yang teraktifkan membentuk logam perak bromida hitam. Apabila film yang telah digunakan dan terkena cahaya tersebut dicuci dalam larutan pengembang (developer), akan terjadi reaksi :
2 AgBr *(s) + C6H6O2 (aq) → 2 Ag(s) + 2 HBr (aq) + C6H4O2 (aq)
Cairan pengembang C6H4O2 (hidrokuinon), dalam hal ini bertindak sebagai zat pereduksi. Jadi dalam reaksi itu terjadi proses reaksi redoks.
Oksidasi : 
C6H6O2 (aq) → C6H4O2 (aq) + 2 H+ + 2e-

Reduksi: 
2 Ag+ + 2 e- →2 Ag (s)
Disamping hidrokuinon, dalam larutan pengembang perlu ditambahkan metol (N-metil-p-aminofenol sulfat). Metol berfungsi sebagai zat superaditif, yang efeknya tidak dapat digantikan dengan memberikan jumlah yang berlebih pada hidrokuinon yang sudah ada. Metol ini bertindak sebagai zat pereduksi juga. Aktivitas hidrokuinon dapat dipacu dengan menambahkan sedikit phenidone (1-phenyl-3-pyrazolidinone). Karena larutan pengembang/developer ini bekerja efektif pada lingkungan basa, maka kita perlu mencampurkan larutan potasium karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh lingkungan basa dengan pH pH 9,5 - 10,5; larutan sodium sulfit, sebagai pengawet dan potasium bromida sebagai restainer.
d.      Butir-butir yang tidak teraktifkan pada bagian yang tidak terkena cahaya tidak terpengaruh. Hal ini menghasilkan bayangan foto. Butir-butir perak bromida yang tidak teraktifkan dapat tereduksi menjadi logam perak hitam bila terkena cahaya. bayangan film harus difiksasi. Hal ini menyebabkan logam perak hitam yang dihasilkan dari pengembangan melekat pada film dan perak bromida dihilangkan (dicuci). Senyawa yang dapat mengikat bayangan foto adalah natrium thiosulfat, Na2(SO4)3. Thiosulfat mudah diperoleh dengan mendidihkan larutan silfit dengan sulfur. Asam bebasnya tidak stabil pada suhu biasa. Orang fotografi biasa menyebut hipo. Pada proses pengikatan terjadi reaksi sebagai berikut : AgBr (s) larut dalam larutan fikser terbentuk ion perak kompleks.
AgBr + 2S2O3 —–> [Ag(S2¬O3)2]2- + Br-
Dengan mereaksikan perak bromide dengan tiosulfat, maka menghasilkan senyawa kompleks berupa ion ditiosulfatoperak (II) dan ion bromide. Ion ditiosulfatoperak (II) dapat digunakan untuk proses mencetak gambar yang diperoleh dengan metode fotografi.
e.       Setelah film dicelupkan pada larutan pengembang, maka tahap berikutnya adalah tahap penghentian reaksi sekaligus menetralkan sifat basa yang berasal dari larutan pengembang. Caranya dengan mencelupkan kertas/film pada larutan asam asetat yang telah diberi larutan sodium sulfat untuk mencegah adanya efek swelling. pH larutan dijaga pada kondisi 4 – 5,5.
f.       Selanjutnya kertas foto itu dicelupkan pada larutan fixer, lalu kertas foto dibilas dengan air mengalir. Jadilah sebuah foto yang indah, yang kualitasnya bergantung pada lama pencahayaan, jauh dekatnya film dengan kertas foto, waktu pencelupan, kualitas kertas foto, setelah memakai cairan, pembilasan, dan sebagainya, termasuk keterampilan operatornya.
Proses fiksasi ini menggunakan cairan yang disebut fixer (sodium tiosulfat), bertujuan melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi perak (kalau tidak dihilangkan, jika kertas foto terkena cahaya, akan timbul bayangan hitam tambahan. Pada proses ini terjadi reaksi :
AgBr + 3 Na¬2S2O3→ [Ag(S2O¬3) 3]5- + 6 Na+ + Br-
g.      Tahap akhir setelah fixing adalah pembilasan dengan guyuran air mengalir supaya terbentuk bayangan yang permanen. Proses pembilasan ini bertujuan membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion tiosulfat masih tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi dengan perak yang sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto akan menjadi kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida. Jadi pembilasan dengan air yang mengalir itu sangat perlu supaya kualitas foto/gambar menjadi prima.
                                                            (S¬2O3)2- + 2 Ag → (SO3)2- + Ag2S            



BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari suatu atom, ion, atau molekul ke atom, ion, atau molekul lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron).
Oksidasi          :           a. Melepas Elektron
                                    b. Mengikat Oksigen
                                    c. Penaikan Bilangan Oksidasi
Reduksi           :           a. Mengikat Elektron
                                    b. Melepas Oksigen
                                    c. Penurunan Bilangan Oksidasi
Dalam dunia fotografi terdapat reaksi redoks. Film hitam putih maupun kertas foto mengandung partikel-partikel perak bromida, AgBr yang tersebar pada lapisan tipis film/kertas foto. 
Dalam dunia fotografi ada beberapa larutan yang dipakai, yaitu:
a)      Cairan pengembang C6H6O2 atau disebut hidrokuinon, sebagai zat pereduksi
b)      Metol, sebagai zat pereduksi
c)      Larutan potasium karbonat (atau sodium karbonat) sebagai aktivator untuk memperoleh lingkungan basa dengan pH 9,5 - 10,5
d)     Larutan sodium sulfit, sebagai pengawet
e)      Larutan potasium bromida sebagai restainer.

Reaksi redoks dalam dunia fotografi terjadi apabila kertas foto terkena cahaya dan juga dalam proses fiksasi dan pembilasan.
a)      Dalam proses fiksasi cairan  fixer (sodium tiosulfat) digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak tereduksi menjadi perak.
b)      Jika kertas foto terkena cahaya akan terjadi reaksi :
AgBr → AgBr*
Tanda * menyatakan AgBr tereksitasi oleh cahaya.
c)      Dalam proses pembilasan pembilasan dengan guyuran air mengalir supaya terbentuk bayangan yang permanen. Proses ini bertujuan membuang kompleks perak tiosulfat dan ion tiosulfat. Jika ion tiosulfat masih tertinggal pada film/kertas foto, maka zat ini akan bereaksi dengan perak yang sudah terbentuk foto/gambar, sehingga bayangan foto akan menjadi kecoklatan/kekuningan karena akan terbentuk noda-noda perak sulfida

1 komentar untuk "CONTOH MAKALAH KIMIA REAKSI REDOKS"

  1. 2xBet Korean Rules for Sports Betting 2021 | Legalbet
    1xBet korean Rules for Sports Betting 2021 · All rules · All rules · All rules · All rules · 1xbet korean All rules · All rules · 인카지노 All rules · All rules · All rules · All rules · All rules หาเงินออนไลน์ · All rules

    BalasHapus