Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MAKALAH PABP Berbusana Muslim & Muslimah Merupakan Cerminan Kepribadian & Keindahan Diri

 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pakaianku adalah Pribadiku 

" Ajining Raga saka Busana”

yang memiliki arti : " kehormatan badan dilihat daripakain yang di kenakan"

Sejarah busana lahir seiring dengan dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri. Oleh karenanya, busana sudah ada sejak manusia diciptakan. Kesimpulan ini dapat diambil dari firman Allah SWT,

“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu-bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya”.

B.     Rumusan Masalah

Busana memiliki fungsi yang begitu banyak, dari menutup anggota tertentu di tubuh hingga penghias tubuh. Sebagaimana yang telah diterangkan pula oleh Allah dalam Al-Qur’an, yang mengisyaratkan akan fungsi busana, “Wahai anak Adam (manusia), sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi (aurat) tubuhmu dan untuk perhiasan.” 

Dari tata cara, bentuk, dan mode berbusana, manusia dapat dinilai kepribadiannya. Dengan kata lain, cara berbusana merupakan cermin kepribadian seseorang.

Konsekwensi sebagai manusia agamis adalah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan agamanya. Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk mengenakan busana yang menutup seluruh aurat yang tidak layak untuk dinampakkan pada orang lain yang bukan muhrim.

C.    Tujuan

Dari situlah akhirnya muncul apa yang disebut dengan istilah “Busana Muslimah”.

Busana muslimah adalah busana yang sesuai dengan ajaran Islam, dan pengguna gaun tersebut mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata cara berbusana. Busana muslimah bukan hanya sekedar simbol, melainkan dengan mengenakannya, berarti seorang perempuan telah memproklamirkan kepada makhluk Allah akan keyakinan, pandangannya terhadap dunia, dan jalan hidup yang ia tempuh, dimana semua itu didasarkan pada keyakinan mendalam terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan Kuasa.


BAB II

PEMBAHASAN

Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Leher dan rambutnya adalah aurat di hadapan lelaki ajnabi (bukan mahram) walaupun sehelai. Pendek kata, dari hujung rambut sampai hujung kaki kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup.

A.    Dalil Menutup Aurat

Dalil-dalil AL-QUR'AN

"Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani." (Surah Al-Ahzab, ayat 59).

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapak mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya." (Surah An-Nur, ayat 31).

B.     Menunjukkan Perilaku Berbusana Muslim Dan Muslimah

Hadis-hadis NABI S.A.W.

“Sesungguhnya wanita itu adalah aurat, setiap kali mereka keluar, syeitan akan memperhatikannya.” (HR. Bazzar & At- Tirmizi).

Bahawa Asma’ bint Abi Bakr (kakaknya) bertemu Nabi s.a.w. dalam keadaan pakaiannya nipis sehingga nampak kulit badannya, lalu Nabi s.a.w. pun bersabda: “Wahai Asma’, seorang perempuan yang telah sampai haidh (baligh) tidak boleh dilihat (hendaklah bertutup) pada badannya melainkan ini dan ini” (sambil baginda menunjukkan ke arah wajah dan kedua pergelangan tangannya). (HR Abu-Dawud)

“Allah merahmati wanita-wanita Muhajirin yang pertama, apabila turunnya ayat (yang bermaksud) “…dan hendaklah mereka menutup belahan leher baju mereka dengan tudung kepala mereka…”,serta-merta mereka mengoyakkan apa sahaja kain (yang ada di sekeliling mereka) lalu bertudung dengannya.” (HR, Al-Bukhari).

Siksaan Neraka Wanita Yang Berpenampilan Menyimpang Dari Islam :

•         Wanita yang memakan badannya sendiri adalah ia yang berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain. 

•         Wanita yang akan memotong badannya sendiri dengan gunting neraka adalah ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat para laki-laki yang bukan muhrimnya.

Etika Berpakaian:

  Tidak berpakaian yang menyerupai lawan jenisnya, laki-laki tidak berpakaian yang menyerupai wanita dan juga wanita tidak berpakaian yang menyerupai laki-laki.

  Tidak berpakaian menyerupai orang yang non-Islam. Islam melarang umatnya untuk memekai pakaian yang menyerupai pakaian, menggunkan simbol-simbol yang dimiliki oleh orang-orang non-Islam.

  Hendaklah tidak menggunakan wangi-wangian yang menimbulkan fitnah dan rangsangan nafsu.

  Hendaklah pakaian itu yang wajar dan beradab, bukan berupa perhiasan yang menyolok, yang aneh-aneh baik potongannya maupun memiliki warna warni yang menarik, yang menimbulkan fitnah dan perhatian.

  Hendaklah hijab/jilbab/ pakaian tersebut menutup seluruh badan (auratnya), tidak tipis, transparan, tidak sempit, tidak ketat, tidak menampakkan lekuk tubuh dan aurat. Karena dimaksud dan tujuan hijab/jilbab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan terhadap aurat dan lekuk-lekuknya aurat. Hal inilah yang disinyalir oleh Nabi SAW “wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang”. wanita yang demikian itu dinyatakan tidak masuk surga dan tidak mencium baunya surga.

  Hendaknya tidak memakai pakaian dengan model yang aneh-aneh agar berbeda dengan kebanyakan orang, dan memakainya dengan perasaan sombong dan takabbur, karena hal ini dilarang oleh agama Islam.


BAB III 

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari tulisan ringkas ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, mode, seni, budaya, dan etika yang masih masuk dalam bingkai ajaran agamalah yang sanggup menghantarkan manusia pada kesempurnaan hakiki sebagai manusia, termasuk dalam masalah mode busana yang berfungsi menjaga etika kepada Allah dan lingkungan sekitar, terkhusus sesama komunitas manusia.

Dari sini pula akhirnya muncul apa yang disebut dengan “Mode Busana Muslimah” yang masih masuk dalam koridor ajaran agama Islam. Dan dikarenakan ajaran agama Islam bersumber dari Dzat Yang Mahasuci dan Sakral, maka mode busana yang bersandar pada ajaran sakral itu pun bersifat sakral pula.

Jadi, segala bentuk pelecehan terhadap busana muslimah, dengan berbagai modenya yang masih masuk kategori busana muslimah, sama halnya dengan melecehkan ajaran agama Allah. Selain itu, menyebarkan budaya busana muslimah, sama halnya dengan menyebarkan salah satu ajaran Allah.

Jadi Itulah Sahabat Wanita, sekilas tentang Etika dalam berpakaian ala Muslimah, karenanya tak perlu ragu dan merasa rendah diri dalam memenuhi perintah Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang.


Posting Komentar untuk "MAKALAH PABP Berbusana Muslim & Muslimah Merupakan Cerminan Kepribadian & Keindahan Diri"