CONTOH MAKALAH MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN
MENULIS
NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN
Disusun
Oleh :
Contohmakalahgan.blogspot.com
SEKOLAH
TINGGI ILMU MANAJEMEN CONTOH MAKALAH
TAHUN
AJARAN 2015 / 2016
KATA
PENGANTAR
Seraya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat serta Hidayah -Nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat.
Dan khususnya, kami (penyusun) bisa menyelesaikan Makalah dengan judul ‘MENULIS
NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN‘.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis
tentunya bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah
ini, sesuai dengan pengetahuan yang saya peroleh, baik dari buku maupun
sumber-sumber yang lain. Semoga semuanya memberikan manfaat bagi kita. Bila ada
kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam makalah ini, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kotamu, 22 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Menulis Naskah Drama................................................................................... 2
B. Jenis –Jenis Drama.......................................................................................... 3
C. Unsur Intrinsik Drama..................................................................................... 3
D. Langkah Menulis Drama................................................................................. 5
E. Menulis Naskah Drama Berdasarkan
Cerpen.................................................. 12
F. Penulisan Naskah Drama Berdasarkan
Cerpen............................................... 14
G. Contoh Perubahan Cerpen Menjadi
Naskah Drama....................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 18
B. Saran............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menonton
sebuah film atau sinetron, apakah setiap kejadian atau peristiwa yang ada dalam
sinetron atau film yang ditonton tersebut sama dengan kejadian atau peristiwa
yang ada dalam dunia nyata.
Pada
dasarnya, film dan sinetron adalah bagian dari drama, atau disebut juga drama
modern. Perbedaan antara sinetron/film dan drama hanya pada latar cerita. Latar
cerita sebuah drama adalah pentas/panggung, sedangkan latar cerita sinetron
atau film adalah tempat yang senyatanya. Jadi, sebuah tiruan kejadian atau peristiwa
hidup manusia yang disajikan/dilakonkan di atas pentas atau di tempat yang
senyatanya dapat dikatakan sebagai sebuah drama.
Selain
sinetron dan film, juga dimengenal istilah sandiwara atau teater yang juga
berhubungan dengan istilah drama. Apakah sandiwara atau teater juga merupakan
bagian dari drama? Agar dapat lebih memahami sebuah drama, berikut ini akan
dipaparkan pengertian drama yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu jenis-jenis
drama dan unsur-unsur intrinsik yang dapat membangun sebuah drama. Agar dapat membedakan istilah-istilah yang
berhubungan dengan drama, pahamilah istilah berikut:
1)
Film adalah lakon atau cerita gambar
hidup;
2)
Sinetron adalah pertunjukan sandiwara
(drama) yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti
televisi;
3)
Sandiwara adalah pertunjukan lakon atau
cerita (yang dimainkan oleh orang): drama; teater; tonil;
4)
Teater adalah seni drama; sandiwara;
pementasan drama sebagai sebuah seni atau profesi; drama.
Pada
penjelasan sebelumnya, telah diketahui bahwa sebuah film dan sinetron pada
dasarnya juga merupakan sebuah drama. Sebuah drama merupakan tiruan kehidupan
manusia yang dilakonkan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
Latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Jelaskan pengertian Penulisan Naskah
Drama?
2.
Jelaskan tentang jenis-jenis drama?
3.
Jelaskan tetang unsur intrinsik yang
terkanung dalam drama
4.
sebutkan dan jelaskan langkah-langkah
dalam membuat naskah drama
C.
Manfaat Penulisan
Manfaat
Penulisan Makalah ini adalah:
1.
Diharakan pembaca mengerti tentang
defenisi Penulisan Naskah Drama
2.
Mengetahui tentang jenis-jenis drama
3.
Mengetahui unsur intrinsik yang terkandung dalam drama
4.
Memahami langkah-langkah dalam membuat
naskah drama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menulis Naskah Drama
Menulis naskah drama
berbeda dengan menulis puisi, cerpen atau novel, kalau puisi
ditulis dengan bentuk
beris dan bait.
Cerpen dan novel
ditulis dengan kalimat
yang membentuk
paragraf-paragraf dengan kutipan
langsung atau percakapan.
Sedangkan, pada drama ditulis
dengan dua bagian. Bagian pertama berisi percakapan dan bagian kedua berisi
petunjuk pemanggungan, misalnya ketentuan
gerak, mimik para pemain
drama atau situasi panggung.
B. Jenis –Jenis Drama
Drama
menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu
a.
Drama Baru/Drama Modern
Drama
baru adalah drama yang memiliki tujuan memberikan pendidikan kepada masyarakat
yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Contoh drama baru/modern
adalah sinetron, opera, dan film.
b.
Drama Lama/Drama Klasik
Drama
lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian,
kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan
sebagainya. Contoh drama tradisional/klasik, seperti lenong (pertunjukan sandiwara dengan gambang
kromong dari Jakarta), topeng Betawi, dagelan/ketoprak (sandiwara tradisional
Jawa dengan iringan musik gamelan, diringi tarian dan tembang), wayang yang
dimainkan seorang dalang, dan randai (tarian yang dibawakan oleh sekelompok orang
yang berkeliling membentuk lingkaran dan menarikannya sambil bernyanyi dan
bertepuk tangan).
Drama
menurut kandungan isi ceritanya, yaitu:
a.
Drama komedi adalah drama yang lucu dan
menggelitik penuh keceriaan.
b.
Drama tragedi adalah drama yang
ceritanya sedih penuh kemalangan.
c.
Drama tragedi-komedi adalah drama yang
ada sedih dan ada lucunya.
d.
Opera adalah drama yang mengandung musik
dan nyanyian.
e.
Dagelan/Lelucon adalah drama yang
lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
f.
Operet adalah opera yang ceritanya lebih
pendek.
g.
Pantomim adalah drama yang ditampilkan
dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
h.
Tablo adalah drama yang mirip pantomim
yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
i.
Passie adalah drama yang mengandung
unsur agama/relijius.
j.
Wayang adalah drama yang pemain dramanya
adalah boneka wayang.
C. Unsur Intrinsik Drama
Saat
menyaksikan sebuah drama yang dilakonkan, emosi pun terlibat dalam cerita yang
diperankan tersebut. Itu artinya, penulis naskah drama tersebut mampu membangun
sebuah cerita menjadi konflik pada masing-masing tokoh sehingga cerita mengalir
sebagaimana kejadian sesungguhya. Hal itu tidak terlepas dari kemahiran penulis
naskah untuk menghidupkan drama tersebut. Untuk dapat menulis naskah drama yang
baik dan menarik, diperlukan latihan dan pemahaman tentang unsur-unsur yang
dapat membangun sebuah naskah drama. Unsur-unsur tersebut disebut juga dengan
unsur intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik drama, yaitu :
1.
Alur/Plot
Alur
disebut juga plot. Alur adalah jalinan atau rangkaian peristiwa berdasarkan
hubungan waktu dan hubungan sebab- akibat. Sebuah alur cerita juga harus
menggambarkan jalannya cerita dari awal (pengenalan) sampai akhir
(penyelesaian). Alur cerita terjalin dari rangkaian ketiga unsur, yaitu dialog,
petunjuk laku, dan latar/setting. Sebuah alur dapat dikelompokkan dalam
beberapa tahapan, sebagai berikut.
a.
Pengenalan
Pengenalan merupakan bagian permulaan
pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas,
dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.
b.
Pertikaian
Setelah tahap pengenalan, drama
bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam
masalah pokok.
c.
Puncak,
Pada tahap ini pelaku mulai
terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih
rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga menjadi krisis. Pada tahap ini penonton
dibuat berdebar, penasaran ingin
mengetahui penyelesaiannya.
d.
Penyelesaian
Pada tahap ini dilukiskan bagaimana
sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau
menyedihkan. Bahkan dapat pula diakhiri
dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan
sendiri akhir sebuah cerita.
2.
Perwatakan atau karakter tokoh
Tokoh adalah orang-orang yang
berperan dalam drama. Dalam cerita, umumnya terdapat tokoh baik (protagonis)
dan tokoh jahat (antagonis). Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai
nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya.
Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh
dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan.
3.
Dialog
Ciri
khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog.
Penulis naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam
bahasa dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Disebut
dialog karena percakapan itu minimal dilakukan oleh dua orang.
Selain
dialog, dalam drama juga dikenal istilah monolog (adegan sandiwara dengan
pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri; pembicaraan yang
dilakukan dengan diri sendiri), prolog (pembukaan atau pengantar naskah yang
berisi keterangan atau pendapat pengarang tentang cerita yang akan disajikan),
dan epilog (bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan
intisari atau kesimpulan pengarang mengenai cerita yang disajikan).
4.
Petunjuk laku
Petunjuk
laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung
pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan
unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama.
Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas,
suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan
sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang
dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis
dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang
menjadi petunjuk laku)
5.
Latar atau setting
Latar
atau tempat kejadian sering disebut latar cerita. Pada umumnya, latar
menyangkut tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu.
6.
Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang
terkandung di dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui
dialog tokoh-tokohnya. Tema drama misalnya kehidupan, persahabatan, kesedihan,
dan kemiskinan.
7.
Amanat
Dalam karyanya, pengarang pasti
menyampaikan sebuah amanat. Amanat
merupakan pesan atau nilai-nilai moral
yang bermanfaat yang terdapat dalam drama. Amanat dalam drama bisa
diungkapkan secara langsung (tersurat), bisa juga tidak langsung atau memerlukan
pemahaman lebih lanjut (tersirat). Apabila penonton menyaksikan drama dengan
teliti, dia dapat menangkap pesan atau nilai-nilai moral tersebut. Amanat akan
lebih mudah ditangkap jika drama tersebut dipentaskan.
D. Langkah Menulis Drama
1.
Menentukan Tema
Tema merupakan unsur yang sangat
penting dalam penulisan naskah, baik
puisi, prosa, maupun drama. Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung di
dalam drama. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya.
Tema drama misalnya kehidupan,
persahabatan, kesedihan, dan kesedihan. Kriteria tema yang baik yaitu:
a.
Aktual
Aktual
dapat diartikan dengan kejadian yang benar-benar terjadi atau sesuai dengan
kenyataan.
b.
Tidak menyinggung SARA
SARA
adalah kependekan dari suku, agama, ras,
dan antargolongan. Artinya, tema sebuah karya sastra tidak boleh menyinggung
suku, agama, ras, atau antargolongan tertentu.
c.
Memberi suatu pengajaran/pendidikan bagi
pembacanya
Tema sebuah cerita yang baik adalah yang dapat
memberikan pengajaran dan pendidikan bagi pembacanya. Dengan kata lain, tema
yang dipilih bukanlah tema yang tidak bermanfaat.
2.
Mendata Satuan Peristiwa
Peristiwa yang kita alami
sehari-hari dapat dijadikan dasar untuk menulis sebuah naskah drama. Coba
pilihlah satu peristiwa yang paling berkesan atau sangat istimewa dalam
kehidupanmu untuk diangkat menjadi naskah drama. Pada materi ini, kita
akanmempelajari cara membuat naskah drama satu babak. Satu babak dalam naskah
drama terdiri atas beberapa adegan. Sebuah drama terdiri atas beberapa babak.
Babak adalah bagian besar dalam suatu drama atau lakon yang terdiri atas
beberapa adegan. Adegan adalah bagian dari babak yang ditandai dengan
pergantian formasi atau posisi pemain di atas pentas. Sebuah adegan terdiri
atas satuan-satuan peristiwa.
3.
Menyusun Sinopsis/Kerangka
Contoh
identifikasi peristiwa yang umumnya pernah dialami, yaitu
a.
Saat pertama kali belajar naik sepeda,
b.
Saat menanti pengumuman kelulusan dari
Sekolah Dasar,
c.
Saat orang tua sedang dirawat di rumah
sakit.
Setelah mengidentifikasi peristiwa-peristiwa
yang pernah dialami, datalah satuan-satuan peristiwa. Satuan-satuan peristiwa tersebut telah
menjadi kerangka dasar. Setelah langkah
ini, satuan-satuan peristiwa tersebut dapat dibuat menjadi sebuah sinopsis.
Data satuan peristiwa yang sudah
disusun kemudian dikembangkan menjadi
sinopsis atau kerangka naskah yang selanjutnya
disusun menjadi naskah drama satu babak.
Setiap karangan biasanya terdiri atas tiga bagian struktur pokok atau
kerangka karangan, yaitu :
a. Pendahuluan
Bagian pendahuluan adalah bagian
yang menjelaskan tema yang akan diterangkan pada karya tulis tersebut secara
padat, jelas, dan ringkas kepada para
pembaca.
b. Puncak/Klimaks.
Bagian klimaks adalah bagian yang
memunculkan konflik cerita yang terjadi di antara tokoh-tokoh. Kejadian dalam
konflik bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari yang ringan sampai yang rumit,
c. Penyelesaian
Bagian Penyelesaian adalah bagian
yang berisi jawaban penyelesaian dari konflik dalam cerita. Kesimpulan akhir
cerita bisa berakhir bahagia dan bisa juga berakhir tragis.
4. Mengembangkan
Sinopsis Menjadi Naskah Satu Babak
Tiga langkah menulis drama telah
dilakukan, yaitu menentukan tema, mendata satuan peristiwa, dan menyusun data
satuan peristiwa tersebut menjadi sebuah
naskah drama satu babak.
E. Menulis Naskah Drama Berdasarkan
Cerpen
kita
akan mengulas tentang perubahan bentuk yaitu mengubah cerpen menjadi drama.
Cerpen yang kita baca, bisa kita jadikan drama. Sebelum itu, kita harus tahu
dulu perbedaan cerpen dan drama.
a. Cerpen
Cerpen adalah sebuah cerita singkat yang memberikan kesan tunggal yang dominan a memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut.
Cerpen adalah sebuah cerita singkat yang memberikan kesan tunggal yang dominan a memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Ciri-ciri cerpen adalah sebagai berikut.
1. Bentuk tulisan singkat yang terdiri
kurang dari 10.000 kata.
2. Hanya terdapat satu buah alur
sederhana.
3. Penokohan dalam cerpen sederhana.
4. Kata-kata yang digunakan mudah
dipahami.
5. Dapat selesai dibaca dengan satu
kali duduk.
Unsur-unsur
intrinsik yang ada dalam cerpen sama dengan unsur intrinsik dalam novel.
Setelah tahu ciri-ciri cerpen, kita bahas dulu teks drama agar tidak salah
dalam membuatnya nanti.
b. Drama
Drama dalam KBBI disebut sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Ciri-ciri teks drama adalah sebagai berikut.
Drama dalam KBBI disebut sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Ciri-ciri teks drama adalah sebagai berikut.
1. Naskah berisi dialog, prolog, dan
epilog.
2. Dialog dituliskan di pinggir nama
tokoh atau di bawah nama tokoh.
Contoh:
Prima : Saya datang ke sini bermaksud membicarakan rencana peminjaman gedung olahraga untuk acara musik sekolah.
Contoh:
Prima : Saya datang ke sini bermaksud membicarakan rencana peminjaman gedung olahraga untuk acara musik sekolah.
3. Keterangan perilaku tokoh ditulis
dalam tanda kurung.
Contoh:
Sonia: (memegang pensilnya kuat-kuat) Bukan saya yang melakukannya, Bu.
Contoh:
Sonia: (memegang pensilnya kuat-kuat) Bukan saya yang melakukannya, Bu.
4. Latar dituliskan secara singkat dan
hanya merupakan petunjuk umum.
Unsur-unsur
intrinsik dalam drama yang sama dengan unsur intrinsik dalam cerpen, yaitu di
antaranya sebagai berikut.
1. tema,
2. penokohan,
3. latar,
4. alur.
F. Penulisan Naskah Drama Berdasarkan
Cerpen
Penulisan
itu terdiri atas beberapa tahap berikut ini.
1. Tuliskan pokok-pokok cerita cerpen
menjadi tahapan alur yang nanti akan dibagi menjadi adegan atau babak dalam
drama!
2. Tuliskan rincian penokohan yang ada
dalam cerpen beserta perwatakannya!
3. Mengidentifikasi suasana-suasana
latar dalam cerpen untuk dijadikan latar drama!
4. Tuliskan berupa dialog antara tokoh!
G.
Contoh
Perubahan Cerpen Menjadi Naskah Drama
Cerpen
Drama
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengubah cerpen menjadi
drama, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan pokok-pokok cerita yang
akan dijadikan alur.
2. Susunlah naskah drama berupa
dialog-dialog dan petunjuk lakuan.
B. Saran
Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV. Aneka Ilmu
Noor, Redyanto, dkk, 2004, Pengantar
Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo
Yuli eti, Nunung, dkk, 2005, Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan Pariwara
http://sendratasik.wordpress.com/2008/12/05/pengertian-drama-dan-teknik-penulisan-naskah-drama/
http://www.slideshare.net/hanifphone/drama-429983
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-drama-pelajaran-bahasa-indonesia
Posting Komentar untuk "CONTOH MAKALAH MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN"
Posting Komentar