Kancil Menjadi Raja Hutan beserta terjemahan dalam bahasa inggris
Kancil Menjadi Raja Hutan
Suatu hari, saat kancil sedang asyik minum di tepi sungai, ia tiba-tiba mendengar suara teriakan ketakutan. Penasaran, kancil memutuskan untuk mencari tahu dari mana asal suara itu. Betapa terkejutnya kancil ketika melihat seekor singa besar sedang bersiap memangsa seekor tikus kecil yang tak berdaya. Meskipun kancil diliputi rasa takut, hati nuraninya mendorongnya untuk membantu si tikus yang sedang dalam bahaya. Dengan mengumpulkan keberanian, kancil mendekati mereka, berusaha terlihat tenang.
Berpura-pura tidak tahu apa yang sedang terjadi, kancil menyapa mereka, "Wah, kalian sedang bermain apa? Sepertinya seru. Boleh aku ikut?" Kedatangan kancil yang tiba-tiba membuat singa dan tikus terkejut. "Wah, ada lagi satu pecundang yang datang. Kebetulan aku sedang lapar. Berani sekali kau datang sendiri mencari masalah," kata singa dengan nada mengancam. Dengan gaya pura-pura berani, kancil menjawab, "Halah, kenapa harus takut? Memangnya apa yang perlu kutakuti? Aku sudah biasa menghadapi bahaya. Aku pernah mengalahkan buaya, harimau, bahkan manusia. Aku ini raja di hutan ini, kau sebagai pendatang baru mungkin belum tahu." Mendengar jawaban kancil, singa terkejut dan mulai merasa penasaran dengan kebenaran perkataan kancil. "Benarkah begitu?" tanya singa.
"Kalau kau tidak percaya, kau bisa bertanya kepada penasihat kepercayaanku. Dia ada di sini bersamaku," jawab kancil dengan percaya diri. "Di mana penasihatmu itu? Di mana aku bisa bertanya padanya?" tanya singa yang semakin penasaran. "Wah, kau ini berpura-pura tidak tahu atau memang benar tidak tahu? Yang kau pegang itu, dia penasihat kepercayaanku. Jika terjadi apa-apa dengannya, aku tak akan memaafkan siapa pun yang mencelakainya," jawab kancil dengan tampang garang. Singa mulai merasa ragu, terpengaruh oleh cerita kancil. Apalagi, singa memang penghuni baru di hutan itu, sehingga dia belum mengetahui semua hal di sana. "Apakah benar yang dikatakan binatang kecil ini? Apakah dia benar rajamu? Dan apakah semua ceritanya itu benar?" tanya singa kepada tikus.
Menyadari bahwa kancil bermaksud menolongnya, tikus pun segera memahami siasat kancil dan ikut berpura-pura. "Ya, benar, dia adalah raja di hutan ini. Dia pernah mengalahkan banyak hewan yang lebih besar darimu, bahkan memakannya. Dia sangat dikenal dan dihormati di hutan ini. Jika kau tidak percaya, kau bisa tanya kepada hewan-hewan lain di hutan ini," jawab tikus. Mendengar jawaban tikus, hati singa mulai diliputi rasa takut. Dia mulai ragu, namun gengsinya sebagai singa yang gagah dan tak terkalahkan membuatnya tetap berusaha berani. "Halah, aku tidak percaya. Kalau semua yang kau katakan itu benar, mana buktinya?" tanya singa pada kancil. Namun, karena kecerdikannya, kancil yang kini berperan sebagai raja hutan tetap tenang di hadapan singa.
"Kau mau bukti? Beberapa hari yang lalu, aku juga pernah memakan singa sepertimu karena dia bersikap kurang ajar di hutan ini. Kepalanya masih kusimpan di sebuah lubang di pinggir sungai sebagai peringatan bagi hewan-hewan lain agar tidak macam-macam dengan kancil si raja hutan. Jika kau mau bukti, kau bisa ikut aku. Tapi setelah sampai di sana, jangan menyesal, karena siapa pun yang mengetahui rahasiaku akan kumakan," kata kancil. Meskipun mulai merasa takut, kesombongan singa membuatnya tetap maju. "Baiklah, siapa takut. Tapi jika ternyata kau menipuku, kalian berdua yang akan jadi santapanku," ancam singa. Mendengar gertakan singa, tikus menjadi sedikit khawatir. Namun, kancil mengedipkan mata sebagai isyarat agar tikus percaya pada rencananya.
Akhirnya, kancil, tikus, dan singa berjalan menuju tepi sungai di tengah hutan. Mereka menuju sebuah lubang di pinggir sungai, lubang itu cukup dalam dan gelap. Hanya pantulan cahaya matahari yang membuat air bening di dalam lubang itu berkilau seperti cermin. "Nah, kita sudah sampai. Sekarang kau, singa, tengok sendiri ke dalam lubang itu. Di dalam lubang itu, kemarin aku menyimpan kepala singa yang telah kumakan. Rasanya sungguh lezat, dan aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan jika ada singa lain yang bisa kumakan lagi," kata kancil. Dengan perasaan ragu dan takut, singa pun memberanikan diri untuk melihat ke dalam lubang. Rasa takutnya membuatnya tidak berani melihat dengan jelas; dia hanya mengintip. Tapi betapa terkejutnya dia ketika melihat di dalam lubang itu benar-benar ada kepala singa. Tanpa menunggu lama, singa itu langsung lari ketakutan, tidak ingin dimakan oleh kancil seperti singa yang ada di dalam lubang itu.
Melihat hal itu, kancil dan tikus tertawa terbahak-bahak. Mereka puas karena siasat mereka berhasil mengelabui singa yang sombong itu. Sebenarnya, di dalam lubang itu tidak ada apa-apa selain air yang sangat bening sehingga bisa berfungsi seperti kaca. Karena singa hanya mengintip, dia tidak menyadari bahwa kepala singa yang dia lihat di dalam lubang itu adalah bayangannya sendiri. Dan sekali lagi, kancil yang cerdik berhasil menyelamatkan temannya. Meski harus berpura-pura menjadi raja hutan, mungkin kancil benar-benar raja hutan, bukan karena kekuatannya, tapi karena kecerdikan dan sifatnya yang suka menolong sesama.
Terjemahan dalam bahasa inggris
Clever Reindeer become the King of the Jungle
One day, while the clever deer was drinking at a river, he suddenly heard a terrified scream. Curious, the deer decided to find out where the sound was coming from. To his surprise, he saw a large lion preparing to devour a small, helpless mouse. Although the deer was filled with fear, his conscience urged him to help the distressed mouse. Gathering his courage, the deer approached them, trying to appear nonchalant.
Feigning ignorance, the deer greeted them, "What are you two up to? It looks fun. Can I join in?" The sudden appearance of the deer startled both the lion and the mouse. "Well, well, another fool has arrived. Just my luck, I was getting hungry. How dare you come here seeking trouble?" the lion snarled. Pretending to be brave, the deer replied, "Why should I be afraid? What’s there to fear? I’m used to facing danger. I’ve defeated crocodiles, tigers, and even humans. I’m the king of this jungle; you, as a newcomer, wouldn’t know that, would you?" The lion was taken aback by the deer’s bold words, growing curious about whether the deer was telling the truth. "Is that so?" the lion asked.
"If you don’t believe me, you can ask my trusted advisor—he’s right here with us," the deer answered confidently. "Where is this advisor of yours? Where can I find him?" the lion asked, growing more curious. "Are you pretending not to know, or do you really not know? The one you’re holding—that’s my trusted advisor. If anything happens to him, I won’t forgive whoever harms him," the deer said, putting on a fierce expression. The lion began to feel uncertain, influenced by the deer’s story. After all, the lion was new to the jungle and wasn’t familiar with everything yet. "Could this little animal be telling the truth? Is he really your king? Is everything he says true?" the lion asked the mouse.
Realizing that the deer was trying to save him, the mouse quickly understood and decided to go along with the deer’s plan. "Yes, it’s true. He is the king of this jungle. He has defeated many animals larger than you and even eaten them. He’s well-known and respected in this jungle. If you don’t believe me, you can ask the other animals here," the mouse said. Hearing this, the lion felt a twinge of fear. He started to doubt, but his pride as a mighty and unbeatable lion forced him to maintain his bravery. "Ha, I don’t believe it. If everything you say is true, where’s the proof?" the lion asked the deer. But the clever deer, now acting like the king of the jungle, remained composed in front of the lion.
"You want proof? A few days ago, I ate a lion just like you because he was being disrespectful in this jungle. I still keep his head in a hole by the river as a warning to others not to mess with me, the king of the jungle. If you want proof, you can follow me. But don’t regret it later, because anyone who learns my secrets will be eaten," the deer said. Despite his growing fear, the lion’s arrogance pushed him to continue. "Alright then, I’m not afraid. But if you’re lying to me, you both will be my next meal," the lion threatened. Hearing the lion’s warning, the mouse became a bit worried, but the deer gave him a reassuring wink, signaling him to trust the plan.
Finally, the deer, the mouse, and the lion walked toward the river in the middle of the jungle. They headed to a deep, dark hole by the riverbank. The only light came from the sun reflecting off the crystal-clear water inside the hole, making it shine like a mirror. "We’ve arrived. Now, lion, take a look inside that hole. Yesterday, I put the head of the lion I ate in there. It was delicious, and I wouldn’t miss the chance to eat another lion," the deer said. Feeling a mix of doubt and fear, the lion cautiously peered into the hole. His fear prevented him from taking a proper look, so he only dared to glance inside. But to his shock, he saw a lion’s head in the hole. Without waiting for another second, the terrified lion ran off as fast as he could, not wanting to be eaten by the deer like the lion in the hole.
Seeing this, the deer and the mouse burst into laughter. They were pleased that their plan had successfully fooled the arrogant lion. In reality, there was nothing in the hole except for the clear water that acted like a mirror. Because the lion only glanced, he didn’t realize that the lion’s head he saw was just his own reflection. Once again, the clever deer had saved his friend, proving that even though he had to pretend to be the king of the jungle, maybe he truly was the king—not by strength, but by his cleverness and willingness to help others.
Posting Komentar untuk "Kancil Menjadi Raja Hutan beserta terjemahan dalam bahasa inggris"
Posting Komentar